Ini merupakan sebagian kecil dari kegiatan yang telah dilaksanakan THE PROF community, ide awal berasal dari film India yang menceritakan betapa romantisnya Syahruk Khan dan Anjani di sebuah ladang rumput yang luas dan disitu ada tenda beserta lengkap dengan peralatan memanggang. Kami pun berinisiatif mengadakan tahun baruan beda dengan yang lain yaitu membuat tenda dan bakar ayam semalaman (pada kenyataannya pada saat itu kita lagi gak punya duit buat ngerayain tahun baruan di tempat-tempat yang asyik).
Namun, walaupun tergolong sederhana dan apa adanya sesuai dengan tampang-tampang kami tapi kegiatan ini begitu berkesan bagi setiap orang yang ikut berpartisipasi.
Hal itu dikarenakan sistem organisasi yang baik dan kekompakkan yang terjalin dengan erat.
Dana untuk menyenggarakan kegiatan itu hanya Rp.15000,-/orang dan tentu saja tergolong murah di banding dana yang dihabiskan Gayus Tambunan untuk menyogok polisi untuk jalan-jalan ke Bali dan nonton layar tancep.
Masalah sarana dan prasarana, kami memiliki dukungan yang kuat berkat doa dari orang-orang yang sangat menyayangi kami *walau hanya sedikit orang yang sudi menyayangi kami.
Kembali ke cerita.
Haripun terus berganti dan tibalah saat-saat yang dinantikan. Selepas shalat Maghrib, tim panitia sibuk dengan bagiannya masing-masing. Ada yang bagian mendirikan tenda, bagian audio, bagian konsumsi yang sibuk memikirkan bumbu racikan untuk dimasak, bagian acara yang sibuk menanti insfirasi di atas Jamban, dll.
Tepat pukul 22.00 WIB lebih dikit, semuanya rampung dan siap dimulai. Jalanan mulai ramai dengan kendaraan yang lalu-lalang. Kamipun mulai opening dengan menyetel musik ala club malam. Di sambung dengan membakar ayam. Walaupun pada saat itu kami punya Ubi tapi sebagai makanan untuk jam-jam malam dan saya punya firasat buruk dengan Ubi tersebut.
Pada saat itu kami seperti orang-orang berkelas yang punya Vila di sebuah kota kecil di Amerika, nongkrong dipinggir jalan sambil bakar ayam dan minum segelas kopi hangat.
Khayalanpun menjadi satu dibenak kami yaitu pengen punya cewek yang cantik dan sexy. Hingga pukul 23.45 kami pun bergegas untuk mengadakan Ritual yaitu membentuk lingkaran di tengah jalan seperti gerombolan orang-orang prustasi yang sudah bosan hidup, ritualpun dimulai dengan membaca do’a masing-masing. dibenak saya cuma ada satu do’a yaitu pengen punya cewek. Waktu semakin mendekati saat-saat yang Sakral, dan dari situpun kebingungan muncul. Kebingungan itu berasal dari penentuan waktu pergantian tahun karena semua jam dari setiap anggota beda-beda, kami pun sepakat memilih waktu yang paling cepat. Hitungan mundurpun dimulai 1000, 999, 998…………………….3, 2, 1…. Dan preeeeeet suara teropet dari sedotan yang di Disain sedemikian rupa akhirnya berbunyi.
Selang 15menit kemudian terdengar suara sirine mobil polisi yang menandakan pergantian tahun. Entah jam kami terlalu cepat, entah karena waktu di polsek dan tempat kami yang berbeda.
Gak mau kalah ama polisi kami pun akan melakukan kompoi, tapi sebelumnya kami harus makan dulu karena di dalam perut yang lapar terancam masuk angin yang akan menyerang. kami begitu lahap memakan hidangan saat itu hingga tak sadar air kobokan terasa seperti sirup marjan. setelah makan selesai kami mulai kompoi. Kami benar-benar merasa seperti gank motor yang sering malakin tukang cireng.
Setelah kompoi selesai kami pun melanjutkan party dengan menari ala cewek-cewek binal dan liar di organ-organ tunggal. Acara pun dilanjutkan dengan pembacaan Request, jadi setiap anggota mengirim SMS kepada salah satu anggota yang ada di tenda yang berperan sebagai operator. SMS berisi nama, salam kepada cewek khayalan dan tentunya popular di sekolah, dan lagu yang ingin diputar. Isi SMS di bacakan oleh operator menggunakan microphone. Hampir 2jam acara tersebut berlangsung.
Acara selanjutnya menjadi bervariasi. Ada yang bermain gaplek, main gitar, dan ada pula yang saling sharing mengenai penderitaan sebagai korban kekerasan kenyataan. Namun musik masih tetap berdendang.
Malam semakin larut bahkan ayam-ayam jantan sudah mulai melakukan pemanasan untuk berkokok. Perut kami pun mulai keroncongan, ubi pun diolah, kopi di seduh.
Rasa ubi sangat mantap sekali, namun 30menit kemudian firasat saya benar-benar tidak meleset. Kami mencium bau belerang yang sangat menyengat, tadinya kami menyangka bau belerang itu berasal dari erupsi gunung berapi. Namun kami sadar bahwa kami jauh dari gunung berapi. Setelah diadakan penyelidikan, ternyata bau tersebut berasal dari selang karburator dari pantat salah satu anggota kami yang bocor. Udara saat itu mengalami polusi yang begitu parah hingga jangkrik pun diam menahan nafas. Selang 30menit kemudian udara kembali steril, ayam berkokok silih beganti bagaikan suara klakson kendaraan yang terjebak macet. Lalu Adzan Shubuh pun berkumandang, entah ada angin dari mana hati kami tergerak untuk melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di Mesjid. Namun, itu merupakan hal positif dari sekian hal negatif yang ada pada diri kami.
Setelah shalat Shubuh kami lari pagi. Mata yang sangat berat seperti digelantungin Miyabie, terasa segar ketika melihat cewek-cewek yang lari pagi memakai celana se-paha + t-shirt ketat yang bikin mata jadi ringan lagi. Matahari pun mulai nampak dan kami pun bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing untuk mengistirahatkan badan yang stay up sepanjang malam.
Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. Suatu saat nanti saya berjanji akan mengadakan acara serupa untuk melanjutkan tradisi dan tentunya dengan acara yang lebih menarik.
Demikian sepenggal cerita yang mungkin agak alay bahkan mengenekkan bagi anda, tapi itu lah kami. Apa adanya, solid, dan gak peduli apa kata orang tentang kami.
0 komentar:
Posting Komentar